Categories
Uncategorized

[DAY147] Studium Generale S3 FIKOM UI bersama Prof. Alwi Dahlan

Jumat, 18 September 2020, pukul 13.30 – 15.30
KOMUNIKASI: Hilangnya Perspektif?

Ini link pendaftarannya:

Dengan hormat,
berikut link untuk mengikuti virtual studium generale:
https://us02web.zoom.us/j/83592064338?pwd=QU41OXdUTTNINGlSamJVcjFkLytwQT09
Webinar ID: 835 9206 4338
Passcode: abcxyz (disamarkan)

Ini flyer nya:

Ini link YouTube-nya:

Ini pelaksanaannya (screenshots):

Ini traffic nya (jumlah orang yg menyaksikan, datang dan pergi)

Ini Resume nya (versi saya, tidak lengkap)
Prof Alwi mengisahkan, dalam salah satu kuliah Wilbur Schramm yg dihadirinya doeloe,
Schramm bercerita mengapa Komunikasi itu melibatkan banyak ahli. Dia bertanya,
Anda ini pada waktu baru lahir kan bersuara, apa sih yg dikatakan pada waktu itu?
Terimakasih dokter, kata satu ahli (dokter ahli kebidanan)
Terimakasih, Tuhan, saya sudah selamat, kata Profesor ahli Teologi.
Ya betul itu, tapi kata-katanya lebih jelas, Alhamdullilah (kata Guru Besar Teologi Islam)
Bayi tidak berterimakasih, tapi teriak, ada apa ini? Kata dokter mata. Karena adanya lampu di atas ruang persalinan.
Kata ahli Fisika, karena adanya gaya berat bumi (gravitasi).
Sebelum kita berkomunikasi pun, kita mengacu pada pengalaman kita.
Kita telah mengomunikasikan protes kita, dengan perspektif masing-masing.
Setelah bernafas, makhluk hidup lalu berkomunikasi.
Masa Covid ini, malah tidak boleh datang ke pemakaman.
Di Kanada, ada satu makam yg jadi tempat wisata.
Di atas sebuah nisan, ada gigi besar, dengan lobang yang besar yg pernah saya tambal, inilah makam dari seorang dokter gigi yg terkenal. Dia mau memberi tanda, makna, atas kehidupannya. Ini adalah peninggalan saya.
Ingat-ingat saya, membuat buku, di Komunikasi.
Perspektif itu beda-beda di antara makhluk yang hidup.
Perbedaan perspektif.

relasi Prof. Alwi Dahlan ketika menjabat Menteri Penerangan, dengan pak Jakob Oetama, yg waktu itu menjabat CEO Kompas, tentang pemberitaan Presiden Soeharto mau resign, yg disiarkan wartawan KOMPAS. Pak JO minta saran, apa saya ganti saja Pemimpin Redaksinya, atau wartawannya saya pecat?

Untung, tidak dicabut SIUPP nya karena Prof. Alwi Dahlan sangat menghormati dan menjaga/menegakkan prinsip kebebasan berbicara dan kebebasan pers.

Banyak pihak yang mencoba melakukan langkah2 komunikasi tanpa mengetahui teori komunikasi.
Misalnya, soal hoax, apa-apa sekarang disebut Hoax, apa kita ini masyarakat hoax?
Sejarahnya penggunaan istilah hoax ini saat Perang Dunia II, soal pendaratan tentara di sebuah pantai oleh orang biasa, yang lalu oleh Jerman disebut hoax.

Mangam Arjuna Saputra 02:12 PM
Dalam komunkasi perspektif itu dapat dikatakan sesuatu yang unik. tetapi banyak masyarakat yang masih memandang jika salah satu perspektif seseorang berbeda dengan perspektif diri sendiri akan dikucilkan bahkan disebut sebagai seseorang berbeda. bagaimana seharusnya peran komunikasi dalam melihat perspektif dapat memecah-belah di lingkungan masyarakat?

La Jaali 02:22 PM
Ass…prof..maaf sy ingin bertanya..sekarang ini masyarakat diperhadapkan dengan informasi yang membingungkan tentang protokoler penanganan Covid 19 yang disampaikan oleh pemerintah, sehingga melahirkan persepsi yang berbeda dimasyarakat. Siapa yang disalahkan dalam hal ini, apakah masyarakat yang berbeda dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh pemerintah atau pemerintah yang salah menyampaikan informasi tentang protokoler penanganan Covid 19 kepada masyarakat.? sebelumx terima kasih prof…

Ika Brianti Hadi S 02:30 PM
Selamat siang Prof., Mohon izin bertanya, agar dapat memastikan bahwa berita yang diterima oleh kami adalah bukan berita hoax, apa saja acuan – acuan/perspektif dalam ilmu komunikasi yang perlu dijadikan landasan dalam memilih informasi yang kredibel? Terima kasih.

Syafruddin Pohan, Ph.D 02:34 PM
Perspektif atau paradigma itu diibaratkan tempat kita berpijak melihat memaknai suatu kebenaran. Tanya Prof Akwi Dahlan, apakah post-truth itu juga termasuk kebenaran secara faktual?

Patricia Robin 02:56 PM
Selamat Siang, Prof Alwi. Selamat Siang, Dr. Irwansyah.. Perkenalkan saya Patricia Robin..Saya ingin menanyakan mengenai kisah Prof Alwi dimana ketika zaman Presiden Soeharto, berita sudah sedemikian cepat dan “mudah”nya menyebar ke masyarakat melalui media massa, padahal saat itu hanya ada media TV, koran, radio. Tidak dipungkiri, zaman sekarang, media digital (juga media sosial) membuat kecepatan berita itu semakin tidak terbendung. Yang menjadi fokus adalah, mau dibawa kemana “fakta dan kebenaran” itu? Apakah lantas menjadi hilang ? Lalu bagaimana pandangan dari Bapak Ibu sekalian mengenai masa depan Jurnalistik di era perkembangan teknologi ini? Terima kasih

Rut Silalahi 02:59 PM
Selamat siang Prof. Alwi
Saya sepakat bahwa pengertian Hoaks menjadi melebar dan kemana-mana.
Hoaks digunakan untuk menyebut semua hal yang dianggap bohong, mulai dari fitnah, ghibah, hasut, propaganda, satir, hingga janji kampanye yang tidak terpenuhi.
Sudah ada upaya dari Claire Wardle (First Draft) untuk mengganti kata fake news / hoaks menjadi Misinformasi, Disinformasi, dan Malinformasi. Tiga hal tersebut kemudian dibagi lagi menjadi satire, misleading content, imposter content, fabricated content, false connection, false context, manipulated content. Kategorisasi itu sendiri tidak mudah dipahami oleh akademisi, jurnalis, apalagi masyarakat awam. Menurut Prof, apa yang dapat dilakukan oleh akademisi komunikasi, untuk bisa meluruskan definisi hoaks tersebut di masyarakat? Sehingga masyarakat bisa mengidentifikasi hoaks dengan lebih jelas dan terhindar dari tipu daya hoaks. Terima kasih Prof. Alwi.
Salam.
Rut

winarni 03:00 PM
Ass. Prof. Alwi. Setiap orang akan mempersepsi suatu fenomena komunikasi pasti dari perspektif yang dipilihnya. Menurut Prof. apakah ada persepektif yang salah atau benar ? Standar apa yang mendasarinya ? Makasih. Wass.

Mirza Shahreza 03:20 PM
Assalamu’alaykum, Prof. Alwi., Pergeseran perspektif komunikasi tatap muka, komunisi massa menuju ke komunikasi digital/ virtual/ media baru, apalagi di masa pandemi ini sangat masif, pertanyaannya bagaimana membangun panduan etika komunikasi yang baik dengan kebiasaan2, perilaku berkomunikasi di ruang virtual/ digital dengan penyebaran dan penerimaan informasi yang begitu melimpah dan tidak terkendali.

Prof. Alwi mulai menjawab pertanyaan2 yg diajukan hadirin:

Isu Korupsi dibahas, tentang polisi juga.
Prinsip conflict of interest kok sekarang banyak dilanggar para pejabat publik.
Misal, tidak boleh jadi komisaris perusahaan dari bidang yg bersangkutan. Maksudnya, tidak boleh jadi Komisaris perusahaan yg menjual pesawat terbang jika asal muasalnya dia dari Departemen Perhubungan yg memutuskan apa pesawat yg hendak dibeli.

Campur aduk dalam konsep2: dalam Pemilu kita ini, calon yang akan dipilih rakyat, eh kok kasih duit kpd pemilih, disiarkan di TV, begini kok bangga?

BIN dikritik kok cawe-cawe dalam urusan kesehatan menangani Covid-19.

Panelis diundang ikut memberikan komentar dan tanggapan:
pak Ronny Adhikarya (https://www.eastwestcenter.org/research/research-information-services/oral-history-project/ronny-adhikarya)
pendidikan sejak dasar, mengembangkan “komunikasi yg bertanggungjawab, adanya etika, tahu cyberlaw dan ada law enforcement” kecerdasan verifikasi informasi, bertanggungjawab thd info itu sendiri, dan pny perspektif, perspektif org lain semua yg kita sebarluaskan, dan itu dianggap teman2 kita kredibel sekali. teknologi yg memberikan demokratisasi, hak itu, …ini tugas pendidikan harus masuk kurikulum sekolah dasar…mulai lagi dari Etika, bgmn caranya berkomunikasi.
Konflik fisik kita dgn orang kebanyakan, jutaan orang.

RELUNG CAKAP:
From Nur Kholisoh to All Panelists: 01:35 PM
Selamat siang Prof. Alwi, Prof. Ilya, Mas Pinckey, mas Irwansyah, teh Eni, mba Dorien, dan teman2 semua… Saya Nur Kholisoh alumni S3 UI tahun 2005.. semoga semua sehat dan sukses selalu yaa
Mba Hendry…. met siang juga yaa… goodluck ya mba
From Dr. Hendriyani to Ronny Adhikarya, All Panelists: 01:43 PM
Selamat bergabung, Pak Ronny
From Dian Budiargo to All Panelists: 01:54 PM
Mas Irwan ..seneng bisa jumpa walau melalui daring…..dan makasih ada pencerahan ….obat kangen ilmunya Prpf.Alwi ….
From Dr. Irwansyah to All Panelists: 01:57 PM
Terima kasih Mba’ Dian
Selamat bergabung bagi semua Mba’ dan Mas dalam ruang panelis
From Dr. Hendriyani to fajariqbal, All Panelists: 01:58 PM
iya, Mas, kalua di ruang Attendees memang tidak ada mic dan kamera. Nanti bila ingin bertanya ketik saja, nanti diaktifkan jadi panelis untuk bias hidupkan mic dan video ya, Mas
From HUMAS FISIP UI to Everyone: 01:59 PM
Bagi Bapak/Ibu yang hendak bertanya, dapat menggunakan fitur Q&A dalam webinar ini. Terima kasih.
From Dr. Hendriyani to All Panelists: 02:00 PM
Mas Irwansyah, nanti kalau ada pertanyaan yang mau diminta penanyanya bicara langsung, silakan infokan ke panitia supaya diubah status jadi panelis dan bisa hidupkan mic dan video
From fajariqbal to All Panelists: 02:01 PM
Siap Bu Dr. Hendriyani
From Sandra Olifia, M.Si to All Panelists: 02:07 PM
Sandra Olifia, M.Si/olifiasandra@gmail.com/USNI/HADIR
From Dr. Hendriyani to Everyone: 02:31 PM
Bapak dan Ibu, Mbak dan Mas, bila ingin mendapatkan sertifikat webinar ini, silakan isi daftar hadir melalui tautan berikut:
Link: tinyurl.com/y4b3q4ae (cukup diisi satu kali)
From Sri Mustika to All Panelists: 02:33 PM
tdk bisa diklik ya mbak?
From Angelika Rosma to All Panelists: 02:34 PM
Terima kasih bu Dr. Hendriyani
From Dr. Hendriyani to Everyone: 02:36 PM
https://tinyurl.com/y4b3q4ae
Bapak dan Ibu, Mbak dan Mas, bila ingin mendapatkan sertifikat webinar ini, silakan isi daftar hadir melalui tautan berikut:
https://tinyurl.com/y4b3q4ae (cukup diisi satu kali)

From Mutiara Dara Utama Mauboi to All Panelists: 02:36 PM
Terima kasih
From Sri Mustika to All Panelists: 02:37 PM
Tks Mbak Hendriyani
From Gayatri Atmadi to All Panelists: 02:39 PM
Baik Mba Hendri. Terima kasiiih
From Prof Lusi to All Panelists: 02:40 PM
salam komunikasi. sy Prof lusi ikut hadir…disini
From fajariqbal to All Panelists: 02:40 PM
Mohon maaf, sy kira ini link baru. Kemarin sudah isi, barusan ngisi lagi.
From Prof Lusi to All Panelists: 02:41 PM
Sehat sehat ya Prof Alwi
From Dr. Hendriyani to All Panelists: 02:46 PM
ini ada beberapa teks ke saya, pengen bisa menyapa Pak Alwi di waktu Q&A. Apakah kita kasih kesempatan nanti untuk jadikan para peserta jadi panelis supaya Pak Alwi bisa lihat wajah mereka?
From Dian Budiargo to All Panelists: 02:52 PM
mohon ijin dulu ada rapat lain….terima kasih Prof Alwi, Prof Hafid dan Prof Lusi….
From fajariqbal to All Panelists: 02:54 PM
Sehat Selalu Prof Alwi dan Bang Edu….
From Agus Hitopa Sukma, SH, M.Ikom to All Panelists: 02:55 PM
Agus Hitopa Sukma dari Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Kosgoro 1957 Jakarta, hadir dan menyimak
From fajariqbal to All Panelists: 02:59 PM
Sehat selalu juga utk Bu DR. Prahastiwi Utari, dan para guru kami semuanya..
From Prof Lusi to All Panelists: 03:03 PM
Alhamdulillah…senangnya hati lihat bu Dr tiwi, prof Oni, prof ilya, pk Edu….dan semua hadirin. salam sehat dan tetap semangat dari Medan. Horasss
From Nurul Huda to All Panelists: 03:12 PM
Nurul Huda Present
From Angelika Rosma to All Panelists: 03:15 PM
Bapak Moderator, Dr Irwan, saya juga mahasiswa Prof Alwi di Pasca UI, Mankom 2004… Terima kasih banyak u Panitia untuk acara ini…saya sekarang juga Dosen Komunikasi…Salam takzim saya u Prof Alwi (saya jg sangat terharu melihat beliau, sehat2 ya Prof) salam takzim juga untuk Guru2 saya, Prof Billy, Dr. Pinckey, dan Dr Eduardo
From Prof Lusi to All Panelists: 03:26 PM
izin leave duluan moderator, sy ada kelas pk irwansyah. tks dan salam komunikasi. sukses kegiatannya

Intinya (dalam satu kalimat, bahasa sendiri):

Dunia dewasa ini, yang diguncang oleh kemajuan pesat ICT digital, ada yg menamainya disrupsi digital, juga Pandemi Covid-19, membawa para cendekia Komunikasi pada kesadaran bahwa memang telah terjadi pelunturan (ekstremnya: HILANGNYA) Perspektif Komunikasi (Keilmuan) dalam Komunikasi Publik dan Komunikasi Sains karena ada begitu banyak orang di luar sana yg bicara seolah-olah tahu paham ngerti menguasai Teori dan Perspektif Komunikasi (padahal tidak) dan mereka berbicara di luar batas kewenangan dan kepakarannya sehingga menimbulkan kebingungan di khalayak tentang pesan dan makna Komunikasi sesungguhnya dari Fenomena/Social Ilnesses/Problematika/Krisis/Tantangan yang dikomunikasikan.

By Hendar Putranto

I am a doctorate student in Communication Science, FISIP Universitas Indonesia, starting in 2019. Hope this blog fulfills my studious passion to communicate?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *