Dalam buku “Pengantar” untuk Kajian Fenomenologi *), filsuf Amerika yg menjabat sebagai Profesor Filsafat di Universitas Dallas, USA, bernama Chad Anthony Engelland menggambarkan Fenomenologi secara sederhana berikut ini.
Berikut saduran bebas kata-kata Engelland di atas ke dalam bahasa Indonesia:
“(bisa jadi) seniman terkemuka Perancis bernama Paul Cézanne keliru memahami persepsi itu apa. Walakin, subjek yg dilukis Cézanne selalu terlihat lebih terang dan tegas, tangible, sehingga tampak lebih nyata daripada subjek lukisan yg dibuat para pelukis impresionis. Kok bisa begitu? Meskipun pengalaman kita sehari-hari tidak bersentuhan dengan garisluar, outline, dari objek yang dipersepsi, tapi pengalaman kita melibatkan tebalnya benda, thickness of things, yang membuat benda tersebut jadi menonjol dalam ranah persepsi. Cara yang jitu untuk mengekspresikan ketebalan benda dalam permukaan dua dimensi adalah dengan memberikan garisluar/garis tepi pada objek sehingga memberikan kesan tampilan bahwa objek tersebut mencuat keluar dari kanvas. Pengalaman yang aktual berdimensi empat, dengan tambahan yaitu kedalaman dan gerakan dalam waktu. Coba lihat buah pir yg ada di atas meja. Buah pir tersebut tampak seperti permukaan lingkaran yg berwarna (hijau pucat) jika dilihat dengan satu mata tertutup atau dilihat tangkapan fotonya. Ketika dilihat dengan dua mata terbuka dan bergerak mengelilinginya, buah pir itu terlihat seperti memiliki orbit, sesuatu yang memiliki lebih dari satu sisi. Coba ambil pirnya, balikkan, copot label harganya, kemudian gigit. Garis tepi untuk objek yang dibuat Cézanne menunjukkan kepada kita bahwa pengalaman adalah pengalaman tentang benda, experience of things, dan benda-benda yang dialami ini memiliki soliditas dan substansialitas yang berkorespondensi dengan eksplorasi ketubuhan kita atas mereka. Cézanne mewanti-wanti kita akan fakta yang sederhana tapi memukau bahwa suatu benda menyediakan gugus cakrawala eksplorasi.”
Luar biasa kreatif cara Engelland mendeskripsikan secara fenomenologis hal-ihwal tentang “dunia” “persepsi” “kebendaan” dan “cakrawala eksplorasi” dengan menggunakan metafor komparatif lukisan impresionis dan pascaimpresionis dari Cézanne, terutama soal penggunaan garis tepi yang menonjolkan visibilitas, soliditas dan substansialitas dari objek persepsional.
Rujukan:
Engelland, C. (2020). Phenomenology (The MIT Press Essential Knowledge series). MIT Press.
(c) Hendar Putranto, 27 Maret 2023