Setelah malang-melintang menjadi dosen selama 20 tahun terakhir dalam hidupku (2003-2024), sudah layak dan sepantasnya diriku berbagi pengalaman dan wawasan yang dapat mendorong dan menginspirasi rekan-rekan muda Gen Z (mostly kelahiran 2006 dan sebagian kecilnya kelahiran 2007) yang kebetulan mereka juga first year students (freshmen/freshwomen) at Strategic Communication, UMN.
Dalam kesempatan berbagi ini, diriku menekankan pentingnya belajar cara belajar di Universitas yang memberi ruang pengembangan pada tiga hal kunci berikut ini, yaitu:
1) kecakapan beradaptasi
2) kemampuan belajar secara mandiri, dan
3) mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah.
Tentu saja, ada sejumlah catatan yang menarik yang menempatkan momen berbagi ini menjadi lebih kontekstual dan relatable.
Pertama, pada konteks makro, sebulan terakhir ini sedang terjadi kontroversi pemberian gelar Doktor pada salah seorang menteri yang juga merangkap ketua umum partai yg paling eksis di negeri ini, you know who I mean. Kontroversinya bukan hanya pada durasi si menteri menyelesaikan program doktoralnya yg di bawah 2 tahun, tapi juga proses akademis yg tidak “biasa” (anomali) yg ditempuhnya sampai ke sidang promosi (tuduhan plagiarisme, dikerjakan pasukan seabreg-abreg, sampai penggunaan joki utk menyelesaikan draf disertasinya). Juga, tidak menambah kalah seru kontroversinya, pemberian gelar Doktor ini dilakukan oleh sebuah kampus yang konon katanya paling mentereng, kesohor, dan terbaek di Indonesia (dari segi ranking bla bla bla).
Berikut salah satu foto/tangkapan layar yg menampilkan kontroversinya:
Sumber foto dari kompas.com: https://www.kompas.com/tren/image/2024/10/17/143000965/bahlil-lulus-doktor-1-tahun-8-bulan-berapa-lama-umumnya-masa-studi-s3-?page=1
Kedua, pada konteks meso, sejauh saya ingat, baru inilah selama 17 tahun eksistensinya, Fakultas Ilmu Komunikasi UMN mengadakan seminar motivasi belajar yg ditujukan (target peserta) mahasiswa semester 1 DAN yang mengundang seorang dosen senior FIKOM serta dua mahasiswa aktif (masih belum lulus, tapi sudah di semester2 akhir perkuliahan) sebagai narasumbernya. Moderatornya juga seorang mahasiswa aktif (junior year) yg merupakan seorang pengurus I’m KOM, organisasi resmi mahasiswa SC tingkat Fakultas. Penyelenggara seminar motivasi belajar ini pun merupakan ajang unjuk gigi-eksistensi Foundation Year SC UMN, sebuah kekordinatoran baru di tingkat Prodi Ilmu Komunikasi sejak 2022 lalu, yang per Agustus 2024 dipimpin oleh Dr. Kristina Nurhayati, M. I. Kom.
Berikut flyer kegiatan seminar motivasi belajar bertajuk Learn like a pro, shine everywhere yg sudah tayang sejak awal November di megatron eh tronton eh videotron di lobby utama UMN.
Ketiga, pada konteks mikro, keberadaan YRC (Komunitas peneliti belia FIKOM UMN) juga baru pertama kalinya diperkenalkan secara publik setelah pengurusnya dilantik pada awal November yang lalu dalam sebuah workshop dengan peserta terbatas. Keberadaan YRC bukan hanya digadang-gadang harum namanya, tapi mereka sendiri sudah mulai ikut membantu kelancaran terselenggaranya acara ini in specific roles dgn menjadi operator, dirigen, dan distributor info kegiatan ke angkatannya.
Berikut pantun “spontan” yg saya susun & bacakan utk menutup kegiatan ini (dari sisi saya sbg salah seorang pembicara).
Ini videonya (pas saya membacakan pantun):
Semoga sharing ini bermanfaat, yes.