Categories
Uncategorized

[DAY_NINETYSEVEN] Webinar_Pre-Launching_HasilRiset_Menguatnya Sikap dan Praktik Intoleran dalam Komunitas lewat PAUD

Let the message be clear:
I STAND FOR DIVERSITY AND RESPECT FOR DIFFERENCES!

Saya merasa beruntung dan terhormat diundang Institut KAPAL Perempuan (dalam kapasitas sebagai Anggota Perkumpulan KAPAL Perempuan dan dianggap ahli dalam hal/isu Toleransi) untuk menghadiri Webinar pre-launching Hasil Riset yang diadakan Institut KAPAL Perempuan tentang isu Kecenderungan Menguatnya Intoleransi dalam Komunitas lewat PAUD: Studi Etnografis di sejumlah PAUD di wilayah Solo Raya.

Berikut undangan yang saya terima beserta desain acaranya:

Berikut skrinsyut bukti kehadiran (awal dan akhir)

Berikut 4 slides paparan yg kuanggap menarik dari sejumlah salindia yg disampaikan mbak Eci dan mbak Citra dalam presentasi mereka:

Berikut input singkat dariku untuk menanggapi hasil paparan:

Selamat untuk mbak Eci dan mbak Citra dan tim peneliti dari Institut KAPAL Perempuan.
Bagus sekali ini hasil penelitiannya, data pengalamannya kaya.

Tanya: ini penelitian kualitatif dgn model Etnografis, dan pengumpulan data secara obserasi partisipatif kan ya? Apa boleh diketahui screen share kutipan transkrip verbatim dan kodingnya? karena utk tahapan koding ada berlapis2, open, axial, selective; baik dari informan yg non-terpapar maupun yg terpapar intoleransi.
Unit Analisis Penelitiannya itu PAUD, Yayasan, Guru (Agency), Keluarga, dll? Unit analisis yg lebih terfokus akan menghasilkan konten rekomendasi yg berbeda2 utk setiap unit analisis yg di-cover.

Selain itu, juga perlu diperhatikan bagaimana mengkomunikasikan hasil penelitian: apakah di jurnal, atau di ruang publik virtual spt Webinar ini, dll? Perlu ada strateginya masing2.

Spektrum evolusi sikap beragama yang disampaikan bang Al Chaidar juga membukakan mata saya. Penelitian kami dari tim peneliti Hibah PDUPT (FIKOM UMN) ke dusun Buneng di Kabupaten Blitar pada 2018 yg lalu membuktikan hipotesis sebaliknya dalam skala yg lebih kecil, yaitu dusun. Di Buneng, toleransi sungguh bagus dan sudah lama sekali terjadi di dusun tersebut. Misalnya: tindakan kolektif membantu membangun tempat ibadah agama lain, juga mengunjungi orang beragama lain yg sakit dan mendoakan kesembuhan si sakit sesuai dgn agama kepercayaan masing2 yg datang berkunjung.

By Hendar Putranto

I am a doctorate student in Communication Science, FISIP Universitas Indonesia, starting in 2019. Hope this blog fulfills my studious passion to communicate?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *