Kejadiannya spt ini (dalam moda screenshot WhatsApp)
Berikut refleksi yg disampaikan olehnya dua hari setelah kejadiannya:
Salam pagi saudaraku,
Hikmah Akhir Pekan.
Pengalaman diretas (hack) sungguh menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Selain dongkol, ada rasa malu, marah, dan getem-getem, dihati dan juga khawatir. Bayangkan kalau hacker tidak melepas nomer hape, berapa ratus nomer akan hilang dan betapa kesulitan bisa terjadi karena sistem aplikasi yang ada.
Setelah usai dan nomer WA di lepas kembali oleh hacker, banyak yang bertanya, bagaimana dapat dengan cepat mengatasi?
Pengalaman tak nyaman itu membuka kesadaran baru tentang campur Tangan Tuhan dalam segala perkara. Dan saya percaya.
Oleh karena itu bukalah pintu untuk Tuhan masuk dan bertahta di dalam hatimu setiap saat..
Saya sadar bahwa WA saya diretas ketika diberitahu oleh anak saya yang dihubungi oleh sahabat yang diberitahu ex dosennya yang juga teman saya [sic. Hendar Putranto], juga lewat email dihubungi seseorang dari surabaya dan tak terduga , yang 2018 yang lalu pernah mendapat pelatihan MBTI . Anak-anak dan satu sahabat dosen umn bergerak sangat cepat, memberi tahu orang-orang yang saya kenal bahwa nomor WA saya dihack. Saya juga lewat email melakukan hal serupa. Gerakan ini saya namakan gerakan pagar betis, memblock peluang hacker membobol hape orang lain melalui hape saya.
Kuncinya : dengan kerjasama penuh persaudaraan, hindarkan dampak buruk terhadap orang lain dari kondisi buruk yang kita alami, niscaya keburukan itu dengan sendirinya berhenti.
“Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.”
(Roma 13: 10)
Salam sehat dan damai
[08:48, 10/08/2020] Hendar Putranto: Terimakasih “sahabat sejalan” atas sharingnya. Refleksi yg sangat menyentuh dan layak dibaca utk menginspirasi lbh banyak orang. Izin saya repost di blog saya hari ini. Apakah nama panjenengan kersa saya sebutkan atau cukup “sahabat dan kolega dosen di kampus tempat saya mengajar”?
[08:57, 10/08/2020] Sahabat sejalan
lesson to learn:
Lindungi piranti percakapan Anda entah itu Whatsapp atau Telegram atau FB Messenger atau yg lainnya dari tangan2 jahat yg menggunakan nama (akun dan profil Anda) utk mencapai tujuan2 busuknya. Caranya, misalnya: double encryption, jangan sembarang pencet link “verifikasi” yg ada di WA, dst, dsb.